Feast, band rock asal Bandung yang dikenal dengan lagu-lagu bertema sosial dan politik, kembali menghadirkan kritik-kritik tajam mereka lewat kemasan yang unik, yaitu melalui komedi. Melalui program yang mereka beri nama “Politrik”, Feast sukses menyampaikan pesan-pesan kritis mereka dengan cara yang menghibur.
Dalam setiap episode “Politrik”, Feast tidak hanya mengkritik keadaan politik dan sosial di Indonesia, namun juga memberikan sudut pandang yang segar dan lucu. Mereka menggunakan humor sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan serius mereka, sehingga membuat penonton tidak hanya terhibur namun juga teredukasi.
Salah satu contoh dari kritik yang dikemas dengan komedi lewat “Politrik” adalah mengenai isu-isu politik yang sedang hangat di Indonesia. Dengan gaya yang khas dan candaan yang cerdas, Feast berhasil mengajak penonton untuk berpikir lebih dalam tentang masalah-masalah yang sedang terjadi di sekitar mereka.
Selain itu, “Politrik” juga memberikan ruang bagi Feast untuk berkolaborasi dengan berbagai komika dan public figure yang memiliki pandangan yang sama dengan mereka. Hal ini membuat program ini semakin menarik dan memberikan sudut pandang yang beragam mengenai isu-isu yang mereka angkat.
Tidak hanya itu, “Politrik” juga menjadi wadah bagi Feast untuk tetap eksis di tengah pandemi Covid-19 yang sedang melanda. Dengan menghadirkan konten-konten yang menarik dan relevan, Feast berhasil mempertahankan eksistensi mereka di mata penggemar dan juga menambah basis penggemar baru.
Dengan adanya program “Politrik”, Feast membuktikan bahwa kritik-kritik yang dikemas dengan komedi juga bisa menjadi sarana untuk menyampaikan pesan-pesan penting kepada masyarakat. Mereka tidak hanya menjadi musisi yang berbakat, namun juga menjadi sosok yang peduli dengan keadaan sosial dan politik di sekitar mereka.
Dengan demikian, “Politrik” menjadi bukti bahwa musik dan komedi bisa menjadi media yang efektif untuk menyuarakan pendapat dan kritik terhadap keadaan sosial dan politik di Indonesia. Feast sukses membuktikan bahwa mereka tidak hanya sekadar band rock biasa, namun juga menjadi agen perubahan melalui karya-karya mereka.